Abstrak : Perkembangan teknologi informasi saat ini
telah menjalar dan memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia.
Teknolgi informasi saat ini memainkan peran yang besar didalam kegiatan
bisnis, perubahan sturktur organisasi, dan mannajemen organisasi. Dilain
pihak, teknologi informasi juga memberikan peranan yang besar dalam
pengembangan keilmuan dan menjadi sarana utama dalam suatu institusi
akademik. Teknologi internet hadir sebagai media yang multifungsi.
Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara interpesonal
(misalnya e-mail dan chatting) atau secara masal, yang dikenal one to many communication
(misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir secara real time
audio visual seperti pada metoda konvensional dengan adanya aplikasi
teleconference. Secara garis besar, teknologi informasi memiliki peranan
: (1) dapat menggantikan peran manusia, dalam hal ini dapat melakukan
otomasi terhadap tugas atau proses; (2) memperkuat peran manusia, yakni
dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas dan proses; (3)
berperan dalam restrukturissi terhadap peran manusia, dalam melakukan
perubahan-perubahan terhadap kumpulan tugas dan proses. Bahwa kehadiran
internet dalam dimensi pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak, dan
sudah merupakan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan, maka kehadiran
internet pada dasarnya sangat membantu dunia pendidikan untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih kondusif dan
interaktif.
Pemanfaatan Internet Sebagai Alternatif Sumber Belajar Dan Media Pendidikan Jarak Jauh
Diposting oleh
wimax.gibol.blogspot.com
|
Kata kunci : Internet, Sumber Belajar, Media Pendidikan
A. Pendahuluan
Sejarah IT dan Internet
tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Adanya Internet membuka
sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber
informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu
sumber informasi yang mahal harganya. Adanya Internet memungkinkan
seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di perguruan tinggi
dalam maupun luar negeri (digital liberary). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam pembuatan makalah, penelitian dan tugas
akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan guru, dosen,
pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak
tugas akhir, skripsi, makalah dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu
yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar guru,
dosen, pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara
fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus
berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang dosen untuk
mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari
rumah dengan memanfaatkan email atau chating. Makalah dan penelitian
dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via
email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring.
Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang
terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan
menjadi masalah lagi.
Teknologi internet
hadir sebagai media yang multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat
dilakukan secara interpesonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara
masal, yang dikenal one to many communication (misalnya
mailing list). Internet juga mampu hadir secara real time audio visual
seperti pada metoda konvensional dengan adanya aplikasi teleconference. Berdasarkan hal tersebut, maka internet sebagai media pendidikan mampu menghadapkan karakteristik yang khas,
yaitu : (a). sebagai media interpersonal dan massa (b) bersifat
interaktif (c). memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun asinkron.
Karakteristik ini
memungkinkan pelajar melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara
lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media
konvensional. Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami
keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan.
Metoda talk dan chalk, dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi
melalui e-mail, mailing list, dan chatting.
Berikut adalah beberapa manfaat penggunaan teknologi informasi : (a) arus informasi tetap mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu dan tempat (b) kemudahan
mendapatkan resource yang lengkap (c) aktifitas pembelajaran pelajar
meningkat (d) daya tampung meningkat (e) adanya standardisasi
pembelajaran (f) meningkatkan learning outcomes baik kuantitas/kualitas.
Peran media internet
(tentu saja media komputer yang menjadi perangkat utamanya) semakin
meningkat pesat dari waktu ke waktu. Maka diperkirakan mesin jenius ini
akan menjadi kebutuhan dominan yang tak terlupakan dalam kehidupan
manusia pada masa-masa mendatang. Di dunia serba digital saat ini,
internet bagi manusia, meluncur dan tumbuh subur menjadi sebuah
kebutuhan. Internet memang memudahkan pelajar mendapatkan segala
informasi yang berhubungan dengan dunia pendidikan (pelajaran). Tapi
pada internet juga terdapat liang raksasa, bagai rahang yang akan
mengunyah para pelajar dengan situs-situs pornografi, kekerasan, dan
hal-hal negatif lainnya. Meskipun dalam diri mereka terjadi tarik
menarik yang dahsyat antara kepentingan yang baik (positif) dengan buruk
(negatif). Namun pada akhirnya, kekuatan negatif cenderung lebih
bertaring untuk mencengkram cara berpikir dan berprilaku para remaja
tersebut. Maka untuk menghempangnya (paling tidak untuk
meminimalisirnya), usaha untuk memaksimalkan manfaat internet sebagai
media pendidikan harus lebih dilakukan. Harus, dan harus! Apalagi
muaranya, hendak meningkatkan mutu pendidikan sekaligus mutu pendidik
dan anak didik.
Sebenarnya beberapa
pusat pendidikan termasuk sekolah lanjutan tingkat atas sampai perguruan
tinggi saat ini begitu serius memaksimalkan pengadaan fasilitas
internet di sekolah dan kampus masing-masing untuk meningkat mutu
pendidikan. Dari beberapa sekolah dan universitas sudah ada yang membuka
website untuk memberikan kemudahan bagi khalayak untuk mengakses
informasi tentang sekolah dan universitas yang bersangkutan.
Mengacu pada paparan
diatas, tentunya peranan teknologi informasi terkhususnya internet tidak
dapat disangkal dan telah memberikan kontribusi yang besar. Roy suryo
(2005), telah memberikan gambaran kepada kita bagaimana teknologi
informasi telah memainkan peranan yang penting dalam suatu komunikasi
informasi.
B. Pembahasan
1. E-learning
Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning
memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka
masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti
pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami
sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari
intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line
menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini
aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan
didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat
memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada. Lihat saja di Elearning Center Universitas Gunadarma http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php? Dan bisa menggunakan fasilitas gratis blog, seperti yang disediakan oleh google yaitu www.blogspot.com, sebagai contoh yang dibuat oleh penulis dengan alamat http://eduzona.blogspot.com yang contentnya memuat beberapa artikel yang terkait dengan mata kuliah yang penulis bina.
”E-learning secara harfiah merupakan akronim dari E & Learning. E = electronic sedang Learning = proses belajar, jadi mudahnya E-learning adalah sistem pembelajaran secara elektronik, menggunakan media elektronik, internet , komputer dan file multimedia (suara, gambar, animasi dan video)”
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :
a. Pembelajaran jarak jauh
E-Learning
memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik
menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Nganjuk, sementara
“instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota
lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.
Mahasiswa/siswa
dapat belajar dari komputer di sekolah ataupun di rumah dengan
memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun
menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola
oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan
penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu
belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
b. Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive
dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer
yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat
berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut
berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran
dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan
kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
Jika pembelajaran
konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk hadir di kelas pada
jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok dengan kegiatan rutin
siswa), maka e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan
tempat untuk mengakses pelajaran.
Siswa tidak perlu
mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning
bisa diakses dari mana saja yang memiliki akses ke Internet. Bahkan,
dengan berkembangnya mobile technology (dengan palmtop, bahkan telepon
selular jenis tertentu), semakin mudah mengakses e-learning. Berbagai
tempat juga sudah menyediakan sambungan internet gratis (di bandara
internasional dan cafe-cafe tertentu), dengan demikian dalam perjalanan
pun atau pada waktu istirahat makan siang sambil menunggu hidangan
disajikan, Anda bisa memanfaatkan waktu untuk mengakses e-learning.
Adapun Sistem e-Learning Produk Import, sesuai yang direkomendasikan oleh Dikti sebagai berikut : (a) OpenUSS produk e learning system berbasis teknologi Java (b) Moodle e-learning dengan teknologi PHP-MySQL, sangat populer; alternatif opensource dari produk propriatary WebCT (c) ILIAS sistem e-learning opensource produk Jerman berbasis PHP-MySQL dan (d) http://sakaiproject.org Sakai is an online Collaboration and Learning Environment. Platform Java.
Perguruan tinggi yang telah memiliki Contents elearning dan secara gratis seperti berikut : INHERENT STTA, STMIK-AMIK Riau, PIKSI INPUT SERANG, e-Learning Unimal, e-Learning Untan, e-Learning ITS, e-Learning TF ITB, UGM: eLisa original elisa, i-Elisa versi opensource dari inherent UGM, Belajar di USD, e-Learning TPB IPB, Indonesian e-Journal dan masih banyak elearning lain yang berbasis moodle pada perguruan tinggi bahkan sekolah-sekolah unggulan.
2. Manfaat Pembelajaran Elektronik Learning
Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang
secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar
interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan
guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta
didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda
halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani
atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun
menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi.
Mengapa? Karena
pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau
yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya
jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga
cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan
berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran
elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang
berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun
menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat
tekanan dari teman sekelas (Loftus, 2001).
b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Mengingat sumber
belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses
oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan
interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja
(Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran,
dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan.
Tidak perlu
menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur. Peserta
didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional.
Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka telah memanfaatkan internet
sebagai metode / media penyajian materi. Sedangkan di Universitas
Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran
telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih
terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai tutorial
elektronika (Anggoro, 2001).
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Dengan
fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat
dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak
atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan.
Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar.
Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan
belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang
tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang
terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar
elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan
belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat
dilakukan secara periodik dan mudah.
Di samping itu,
penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan,
baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas
hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi
pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk
pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu
oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik.
Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus
ada komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan
belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta
didiknya.
3. Karakteristik Pendidikan Jarak Jauh:
Sistem
pendidikan jarak jauh adalah metode pengajaran dimana aktivitas
pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Sebagian
besar karena siswa bertempat tinggal jauh atau terpisah dari lokasi
lembaga pendidikan. Sebagian karena alasan sibuk sehingga siswa yang
tinggalnya dekat dari lokasi lembaga pendidikan tidak dapat mengikuti
proses pembelajaran di lembaga tersebut. Keterpisahan kegiatan
pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan
jarak jauh. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif
pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat
mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat beberapa diantaranya;
keterbatasan tenaga pengajar, jarak antara lembaga pendidikan dan siswa
yang berjauhan, kelangkaan pengajar berkualitas, dan lain lain.
Sebagaimana
sistem pendidikan langsung atau konvensional, sistem pendidikan jarak
jauh juga membutuhkan sarana prasarana penunjang pendidikan, agar tujuan
umum pendidikan bisa diwujukan sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Sarana penunjang biasanya berupa modul-modul pelajaran yang dikirim
kepada siswa. Sarana bisa juga berbasis teknologi informasi. Munculnya
teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak jauh ini sangat
membantu sekali. Seperti dapat dilihat, dengan munculnya berbagai
pendidikan secara online atau web-school atau cyber-school,
dengan menggunakan fasilitas internet. Pendekatan sistem pengajaran
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time)
ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan
pengetahuan (knowledge). Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan
bagi siapa saja untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan sejak taman
kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT). Tidak seperti sistem
pendidikan langsung, sistem pendidikan jarak jauh membutuhkan
pengelolaan dan manajemen pendidikan yang “khusus”, baik dari sisi siswa
maupun instruktur (guru) agar tujuan pendidikan bisa terwujud.
Pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional siswa.
Dari
sisi instruktur (guru), beberapa faktor yang penting untuk keberhasilan
sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri guru,
pengalaman, mudah menggunakan perlatan, kreatifitas, active learning,
dan kemampuan menjalin interkasi dan komunikasi jarak jauh dengan
siswa. Juga memperhatikan hambatan teknis yang mungkin terjadi, sehingga
pendidikan jarak jauh bisa berlangsung efektif.
Dari
sisi siswa, salah satu faktor yang penting adalah keseriusan mengikuti
proses belajar mengajar di saat instruktur (guru) tidak berhadapan
langsung dengan siswa. Pada level ini, keterlibatan dan kehadiran
‘orang-orang’ di sekitar, termasuk anggota keluarga memegang peranan
penting dan strategis. Kehadirannya bisa mendukung berlangsungnya proses
belajar mengajar secara efektif, tapi sebaliknya bisa juga menjadi
penghambat. Faktor yang lainnya adalah active learning dan komunikasi
yang efektif. Partisipasi aktif siswa pendidikan jarak jauh mempengaruhi
cara bagaimana mereka berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Keberhasilan
sistem pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi dan
komunikasi yang efektif dan maksimal antara intstruktur (guru) dan
siswa, interaksi antara siswa dengan berbagai fasilitas pendidikan
seperti mudul-modul pendidikan interaksi antara siswa dengan
‘orang-orang’ sekitarnya, dan adanya pola pendidikan aktif dalam
masing-masing interaksi tersebut. Juga keaktifan dan kemandirian siswa
dalam pendalaman materi, mengerjakan soal-soal ujian, dan kreativitas
mencari materi-materi penunjang dari sumber-sumber lain seperti internet
atau digital-library.
Karakteristik pendidikan jarak jauh (a)
Ada keterpisahan yang mendekati permanen antara tenaga pengajar (guru
atau dosen) dari peserta ajar (siswa atau mahasiswa) selama program
pendidikan (b) Ada keterpisahan yang mendekati permanen antara seorang
peserta ajar (siswa atau mahasiswa) dari peserta ajar lain selama
program pendidikan (c) Ada suatu institusi yang mengelola program pendidikannya dan (d) Pemanfaatan sarana komunikasi baik mekanis maupun elektronis untuk menyampaikan bahan ajar, serta (f) Penyediaan sarana komunikasi dua arah sehingga peserta ajar dapat mengambil inisiatif dialog dan mengambil manfaatnya.
Keuntungan & manfaat (Benefit of Telecomputing for students) dari pendidikan jarak jauh dengan pemanfaatan internet sebagai media pendidikan (a) Real-time & on-demands online information, (b) Mobility access, fleksibel dan praktis (dapat dilaksanakan kapan saja sesui keinginan kita), (c) Menjangkau wilayah geografis yang luas, (d) User friendly, bebas repot dan ruwet, (e) Benefit in cost,
mengurangi (menghemat) biaya pendidikan secara keseluruhan
(infrastruktur, peralatan, buku-buku, perjalanan, pengadaan pendidikan
dll), (f) Mengoptimalkan kualitas belajar, (g) Less administrative papers, (h) Dapat melengkapi aktivitas belajar konvensional, (i) Cara belajar yang aman dan sehat, (j) Alternatif media belajar dari anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua, belajar fleksibel tanpa terikat jadwal + menyenangkan, (k) Melatih pembelajar lebih mandiri dan berkembang dalam ilmu dan pengetahuan, (l) Fleksibel memilih materi yang benar-benar kita inginkan dan hanya yang kita butuhkan, dan (m) Source ilmu dan informasi yang tidak terbatas (bahkan berlimpah), sehingga kuncinya bukan mendapatkan kesemuanya namun filtering yang kita butuhkan saja serta Menghemat waktu proses belajar mengajar
4. Media pembelajaran berbasis komputer dan Internet
Definisi media pembelajaran. Kata
media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat
didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi
dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen
komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju
komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat
dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses
pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator),
bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan
pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Seperti yang dirilis oleh
pustekom dengan http://www.e-dukasi.net/ berikut:
Pengembangan media
pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan
yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari
hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Secara
rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
(a). Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa
lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau
media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang
benda/peristiwa sejarah. (b) Mengamati benda/peristiwa yang sukar
dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang.
Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan
kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya. (c) Memperoleh
gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara
langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu
besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit
listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang
bakteri, amuba, dan sebaginya. (d) Mendengar suara yang sukar ditangkap
dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung
dan sebagainya. (e) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar
diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar,
potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam
serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya. (f) Mengamati
peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.
Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung
meletus, pertempuran, dan sebagainya.
Perangkat media pembelajaran. Yang termasuk perangkat media adalah: material, equipment, hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat dengan istilah equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah software. Material (bahan
media) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk menyimpan pesan yang
akan disampaikan kepada auidien dengan menggunakan peralatan tertentu
atau wujud bendanya sendiri, seperti transparansi untuk perangkat
overhead, film, filmstrip, dan film slide, gambar, grafik, dan bahan
cetak. Sedangkan equipment (peralatan) ialah sesuatu yang
dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu yang disimpan oleh
material kepada audien, misalnya proyektor film slide, video tape
recorder, papan tempel, papan flanel, dan sebagainya.
Peningkatan
kemampuan dan kesadaran guru untuk mengenal dan menguasi teknologi
informasi termasuk penggunaan komputer tentunya hal yang positif
sekaligus membanggakan dan mengisaratkan ‘peningkatan mutu’ dengan
membuat media pembelajaran berbasis komputer sehingga lebih menarik,
komunikatif, adaptif dan yang paling prinsip dapat mengubungkan anak
didik pada pemahaman yang nyata dan bermakna.
Perkembangan teknologi komonikasi dan informasi telah membuka kemungkinan yang luas untuk dapat
dimanfaatkan dalam bidang pendidikan. Hal ini disebabkan pesatnya
teknologi komonikasi dan informasi yang sudah menjadi bagian dari
kebudayaan masyarakat Indonesia.
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan dan bisa dijadikan landasan dalam pendayagunaan ICT untuk pendidikan ialah Action Plan for the Development and Implementation of Information And Communication Technologies (ICT) in Indonesia.
Action plan berisi rencana
pelaksanaan pendayagunaan telematika dalam bidang pendidikan selama 5
tahun (2001 -2005) menekanankan pada : (a) Pengembangan dan
pengimplementasikan kurikulum (b) Pendayagunaan ICT sebagai bagian dari
kurikulum dan sebagai media pembelajaran disekolah atau perguruan tinggi
dan diklat. (c) Mewujudkan program pendidikan jarak jauh termasuk
berpartisipasi dan bekerjasama dengan lembaga penyelenggara pendidikan
jarak jauh di dunia. (d) Memfasilitasi pendayagunaan internet untuk
meningkatkan efesiensi proses pembelajaran.
Contoh
konkrit dalam pendayagunaan ICT adalah proses belajar dikelas yang
menggunakan internet sebagai media pembelajaran Sebagai media yang
diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar di sekolah ,
internet diharapkan mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya
proses komonikasi interaktif antara guru dengan siswa. Kondisi yang
perlu didukung oleh internet berkaitan dengan strategi pembelajaran yang
akan dikembangkan, yaitu sebagai kegiatan komonikasi yang dilakukan
untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam
memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan
tugas-tugas tersebut. ( Boettcher 1999).
Berdasarkan paparan
diatas, terlihat bagi kita bahwa teknologi informasi, khususnya internet
memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap dimensi pendidikan.
Internet memberikan kontribusi yang sangat besar didalam membantu setiap
dimensi yang ada untuk selalu mendapatkan informasi yang up to date.
Jaringan internet merupakan salah satu jenis jaringan yang popular
dimanfaatkan, karena internet merupakan teknologi informasi yang mampu
menghubungan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan informasi
dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dipakai secara
bersama-sama. Demikian juga dalam dunia pendidikan, berkat adanya
jaringan internet, maka dapat membantu setiap penyedia jasa pendidikan
untuk selalu mendapat informasi-informasi yang terkini dan sesuai dengan
kebutuhan.
Pemanfaatan internet
pada saat ini masih berada pada level perguruan tinggi, dan itupun belum
merata. Sedangkan pada level SD sampai dengan SMU/SMK, pemanfaatan
internet masih sangat minim dan terbatas pada daerah perkotaan yang
sudah memiliki jaringan atau koneksi internet. Dilain pihak dalam dunia
pendidikan, diperhadapkan pada kendala bahwa metode pembelajaran
konvensional yang diterapkan saat ini sudah tidak memenuhi kebutuhan
dunia pendidikan yang ada.
Asep Saepudin (2003),
menyatakan bahwa pada jenjang dan jalur pendidikan lain di mana proses
belajarnya relatif masih konvensional (tatap muka), yang sesungguhnya
sudah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk masyarakat
yang semakin kompleks, memerlukan inovasi dan media yang mampu
menangulanginya. Penulis berasumsi bahwa, dengan diselenggarakannya
program pendidikan jarak jauh seperti Program Belajar Paket A dan Paket
B, SMP Terbuka yang didirikan pada tahun 1979, Universitas Terbuka sejak
tahun 1984, serta pendidikan guru tertulis pada tahun 1955, dan program
pendidikan dan pelatihan jarak jauh di berbagai departemen (A.P.
Hardhono, 1997), termasuk usaha menuntaskan program Wajar 9 tahun dengan
memakai sistem pendidikan jarak jauh, adalah fakta bahwa pendidikan
konvensional (tatap muka) tak mampu lagi memenuhi kebutuhan pendidikan
masyarakat hampir di semua jenis dan jenjang. Keterbatasan ini
dikarenakan oleh beberapa kendala, di antaranya. Pertama,
kendala dari pihak pemerintah yaitu terbatasnya dana untuk menambah
lahan, gaji tenaga pengajar, serta terbatasnya sumber daya manusia yang
akan menjadi pengajar pada institusi yang akan dibangun. Kedua,
kendala dari pihak peserta belajar (masyarakat) itu sendiri yaitu,
selain jauhnya jarak tempat tinggal dengan pusat sekolah, juga sebagian
besar di antara mereka telah bekerja. Berdasarkan pernyataan diatas,
maka nampaklah bagi kita bahwa metode yang ada saat ini tidak lagi
menjamin untuk menghasilkan kualitas sumberdaya manusia dalam dunia
pendidikan. Hal ini menyebabkan perkembangan pendidikan yang ada sat ini
cenderung tertinggal dibandingkan dengan Negara lainnya.
Ironisnya,
guru masih sedikit sekali menggunakan media internet ini sebagai media
pembelajaran, kemungkinan disebabkan kurang pahamnya guru
menggoperasikan komputer, sehingga timbul rasa keminderan dalam diri
seorang guru untuk mengajak siswanya belajar dengan
menggunakan media internet , padahal mau tidak mau kita tidak mungkin
terhindar dari teknologi komonikasi dan informasi. Banyak hal yang dapat
dilakukan seorang guru agar mampu menyesuaikan diri dalam era
pembelajaran yang semakin canggih, terutama menggunakan media internet. ,
Kompetensi guru harus lebih ditingkatkan, misal dengan mengikuti
pelatihan yang berbasis komputer, kursus-kursus, dan sekolah agar lebih
tanggap untuk mengirim guru-gurunya mengikuti pelatihan pelatihan, baik
yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan maupun sekolah- sekolah lain,
dan memberikan kesempatan yang sama kepada guru-guru untuk dapat lebih
aktif dalam mengikuti pelatihan yang berbasis komputer, serta mengadakan
pelatihan komputer secara internal dilingkungan sekolah masing-masing.
Bila hal itu dapat kita lakukan mudah-mudahan dapat sedikit mengurangi
jumlah guru yang sangat elergi terhadap komputer, dan dapat melakukan
proses belajar dikelas dengan menggunakan media internet.
Dengan fasilitas yang
dimilikinya, internet menurut Onno W. Purbo (1998) paling tidak ada tiga
hal dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu: (a).
Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di
seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara. (b) Peserta didik
dapat dengan mudah berguru pada para ahli di bidang yang diminatinya.
(c). Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia
tanpa bergantung pada universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar.
Di samping itu kini hadir perpustakan internet yang lebih dinamis dan
bisa digunakan di seluruh jagat raya.
Pendapat ini hampir
senada dengan Budi Rahardjo (2002). Menurutnya, manfaat internet bagi
pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi, akses
kepada nara sumber, dan sebagai media kerjasama. Akses kepada sumber
informasi yaitu sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses
hasil-hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah. Akses kepada
nara sumber bisa dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara fisik.
Sedangkan sebagai media kerjasama internet bisa menjadi media untuk
melakukan penelitian bersama atau membuat semacam makalah bersama.
Internet sebagai media
pendidikan memiliki banyak keunggulan,. Namun tentu saja memiliki
kelemahan; seperti yang disampaikan oleh Budi Rahardjo (2002) adalah
infrastruktur internet masih terbatas dan mahal, keterbatasan dana, dan
budaya baca kita masih lemah. Di sinilah tantangan bagaimana
mengembangkan model pembelajaran melalui internet. Dengan begitu guru- guru akan mengatakan ”Siapa takut” ketika dihadapkan pada internet yang menyimpan segala informasi dan sebagai sumber belajar siswa dan guru di dalam kelas.
Guna menjembatani
ketimpangan dan kelemahan diatas, maka kehadiran teknologi informasi,
terkhususnya internet sangat penting dan mutlak dalam memenuhi kebutuhan
dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, Asep Saepudin (2005)
menyatakan beberapa manfaat kehadiran teknologi informasi terkhususnya
internet: Pertama, hampir dapat dipastikan bahwa setiap
kantor telah memiliki dan menggunakan komputer. Demikian juga pada
setiap keluarga, terutama diperkotaan komputer sudah menjadi fasilitas
biasa dan dapat dioperasikan oleh hampir semua anggota keluarga. Jumlah
keluarga yang mempunyai komputer menunjukan peningkatan sebagai hasil
kemajuan dari perkembangan ekonomi. Ini berarti bahwa jumlah masyarakat
yang mempunyai akses terhadap komputer meningkat dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu, program pendidikan berbasis komputer dapat dikembangkan
untuk kelompok (masyarakat) ini. Kedua, proses
penyampain materi ajar yang akan ditransformasikan kepada peserta
belajar dapat lebih efektif dan efisien, karena di Indonesia sudah
banyaknya dibuat software pendidikan oleh para pakar komputer, walaupun
tergolong pada fase “early stage” dan bersifat sporadis dan belum
terkoordinir dengan baik. Saat ini sudah banyak software pendidikan yang
bermutu tinggi, namun biasanya software tersebut adalah buatan luar
negeri sehingga muncul kendala baru yaitu masalah bahasa Inggris.
Strategi
pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca, penugasan,
presentasi dan evaluasi, secara umum keterlak sanaannya tergantung dari
satu atau lebih tiga model dasar dialog atau komunikasi sebagai berikut ( Boettcher, 1999) (a) komonikasi antara guru dengan siswa, (b) komonikasi antara siswa dengan sumber belajar, dan (c) komonikasi siswa dengan siswa.
Apabila
ketiga aspek tersebut dapat diselenggarakan dengan komposisi yang
serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang optimal.
Pakar pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan dari
pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ke3 aspek
tersebut (Pelikan, 1992).
IInstitusi pendidikan yang akan menyelenggarakan pembelajaran berbasis internet biasanya menggunakan Web Enhanced Course , yaitu pemanfaatan internet sebagai penunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar dikelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama Web life course , karena kegiatan pembelajaran
utama adalah tatap muka dikelas antara guru dan siswa. Masalahnya
adalah mampukah sekolah menyediakan fasilitas yang dapat menciptakan
internet sebagai media pembelajaran ?, siapakah yang bertanggung jawab agar terwujudnya sekolah berbasis internet tersebut ?
Sekolah
merupakan sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan antara subsistem
dengan sub sistem lainnya yaitu meliputi pihak sekolah , pemerintah
daerah dan pemrintah pusat,komite sekolah, dan peran masyarakat. Sekolah
yang ingin memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran harus bisa
diberi otonomi dan keluwesan-keluwesan yang lebih besar dalam mengelola
sumberdaya pendidikan di sekolah tersebut. Hal ini akan mengingatkan
kita pada Manajemen Berbasis sekolah (MBS), adanya keberagaman dalam
mengelola sekolah, asal tetap dalam koridor kebijakan pendidikan
nasional. Implementasi dari MBS tersebut adalah sebagai berikut : (1) sekolah lebih memperbanyak mitranya dan melibatkan mereka dalam Penyelenggaraan sekolah, diantaranya komite, Lembaga swadaya Masyarakata, sektor swasta, organisasi profesi dan orang tua. (2) Bangun
kapisitas sekolah yang meliputi perencanaan, sumber daya manuSia,
kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, pendanaan,kepemimpiana oranisasi,
administrasi, dll. (3) Membuat rencana pengembangan sekolah yang
dijiwai oleh MBS (otonomi,partisipasi, keterbukaan, akuntabilitas,
kerjasama dan subainabilitas) yang isinya antara lain : (a) visi,misi,
strategi, tujuan, dan sasaran, (b) identifikasikan urusan-urusan sekolah
yang dperlukan untuk mencapai setiap sasran. (c) sekolah melakukan
analisis SWOT untuk mengetahui tingkat kesiapan setap faktor dalam
setiap urusan / atau fungsi sekolah (d) pilihlah langkah – langkah
pemecaahan persoalan, (e) buatkan rencana dari rincian program untuk merealisasikan rencana.
Bila
kita melihat konteks diatas maka, sekolah akan mampu menciptakan
pembelajaran yang berbasis internet dengan melibatkan semua pihak, dan
adanya keterbukaan serta mampu membuat program yang baik dengan
melakukan kerjasama kepada semua pihak dan setiap guru mampu
meningkatkan kompetensinya dalam penguasaan komputer, sehingga diharapkan dapat memanfaatkan media internet sebagai media pembelajaran di kelas/ di sekolah.
Karena
walau bagaimanapun kita tidak bisa terhindar dari globalisasi yang salah
satunya adalah meningkatkan pembelajaran teknologi komonikasi dan
informasi. Dengan demikian, terlihat bahwa media lain yang selama ini
telah dipergunakan sebagai media pendidikan secara luas, internet juga
mempunyai peluang yang tak kalah besarnya, dan bahkan mungkin karena
keunikannya yang bisa mengakses segala informasi dari penjuru dunia.
Internet bisa menjadi media pembelajaran yang paling terkemuka dan
dipergunakan secara luas disekolah- sekolah, terutama sekolah yang
berstandar Nasionan dan Skolah Berstandar Internasioanl, Siapkah kita sebagai guru, melakukan itu ?
Berdasarkan pemahaman
diatas, nampaklah bagi kita bahwa kehadiran internet dalam dimensi
pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak, dan sudah merupakan
kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan, maka kehadiran internet pada
dasarnya sangat membantu dunia pendidikan untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar yang lebih kondusif dan interaktif. Dimana para peserta
didik tidak lagi diperhadapkan dengan situasi yang lebih konvensional,
namun mereka akan sangat terbantu dengan adanya metode pembelajaran yang
lebih menekankan pada aspek pemakaian lingkungan sebagai sarana
belajar. Oleh karena itu, Elangoan, 1999, Soekartawi, 2002; Mulvihil,
1997; Utarini, 1997, dalam soekartawi (2003), menyatakan bahwa internet
pada dasarnya memberikan manfaat antara lain: 1) Tersedianya fasilitas e-moderating
di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui
fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi
itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. 2)
Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa
saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; 3) Siswa dapat
belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. 4) Bila siswa
memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang
dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. 6) Berubahnya peran siswa dari
yang biasanya pasif menjadi aktif; 7) Relatif lebih efisien. Misalnya
bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah
konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas
di kapal, di luar negeri, dsb-nya.
Manfaat internet pada
dasarnya tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ada. Hal ini
sangat tergantung pada institusi pendidikan, apalagi jikalau metode ini
dipergunakan maka akan berimplikasi pada : 1) ketersediaan sarana
pendukung yang harus menunjang; 2) ketersediaan jaringan internet yang
memadai; 3) serta perlu pula didukung oleh tingkat kecepatan yang
memadai.
Dilain pihak, Bullen,
(2001), Beam, (1997), dalam Soekartawi (2003), menyatakan bahwa
kelemahan penggunaan internet adalah : 1) Kurangnya interaksi antara
guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi
ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan
mengajar; 2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial
dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial; 3) Proses
belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan;
4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT; 5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang
tinggi cenderung gagal; 6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik,
telepon ataupun komputer); 7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan
memiliki ketrampilan soal-soal internet.
Berdasarkan pemahaman
diatas, maka nampaklah bagi kita bahwa internet pada dasarnya memiliki
peranan yangcukup besar dan sangat penting dalam pengembangan
pendidikan. Namun hal ini juga perlu ditunjang oleh ketersediaan
sarana-prasarana yang mendukung, serta kesiapan pendidikan dan peserta
didik untuk beradaptasi dengan teknologi internet.
C. Penutup
Pada
dasarnya internet memberikan kemudahan bagi kita didalam mengembangkan
pendidikan dan pengajaran. Kehadiran internet untuk saat ini sudah
menjadi kebutuhan bagi siapa saja, tidak terbatas hanya pada pelaku
bisnis, namun hal ini juga udah merambah dalam berbagai bidang, terutama
dunia pendidikan. Namun untuk menjadikan internet sebagai basis
pengajaran, kelemahan utamanya adalah ketersediaan
sarana prasarana pendukung seperti jaringan internet, ketersediaan
komputer, dan berbagai sarana lainnya yang mesti disediakan. Selain itu, perlu juga didukung dengan tingkat akses yang memadai.
Internet bukanlah pengganti sistem pendidikan. Kehadiran internet lebih bersifat suplementer dan pelengkap. Metode konvensional tetap diperlukan, hanya saja dapat dimodifikasi ke bentuk lain. Metoda talk dan chalk dimodifikasi menjadi online conference.
Guna
mencapai tingkat pembelajaran yang efektif, maka sudah semestinya
setiap institusi pendidikan memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi. Oleh karena itu, sudah saatnya kita perlu memikirkan
pemanfaatan teknologi informasi internet dalam setiap pengembangan
kurikulum dan bahan ajar di setiap sekolah.
Daftar Pustaka
Admin Gunadarma, Pengertian Elearning, http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php? , Webpage diakses pada tanggal 15 September 2010.
Ahmad Rizali, Indra Djati Sidi, Satria Dharma, 2009, Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional, Jakarta : Grasindo.
Alim Bahri, Manfaat Elearning / E-Learning - Pembelajaran Online via Internet atau Intranet Services, http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?, Webpage diakses pada tanggal 15 September 2010.
Ardy Prasetyo, Pemanfaatan Internet Sebagai Media Pembelajaran, http://ardyprasetyo.wordpress.com, Webpage diakses pada tanggal 5 September 2010.
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2003, Inovasi Pembelajaran.
Dwi Z. Sanjaya, S.Sos, Pembelajaran Berbasis Internet , Siapa Takut !
Hernowo, 2007, Menjadi Guru Kreatif, Jakarta : Mizan.
M. Basyiruddin Usman, H. Asnawir, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press,
M. Gorky Sembiring, 2008, Menjadi Guru Sejati, Penerbit: Galangpress Group
P. Suparno, SJ., dkk., 2002, Reformasi pendidikan: sebuah rekomendasi, Penerbit Kanisius.
Yusufhadi Miarso, 1984, Teknologi komunikasi pendidikan: pengertian dan penerapannya di Indonesia, Jakarta: Rajawali.
Yusufhadi Miarso, 1986, Pu, Media pendidikan: pengertian, pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta : PenerbitRajawali.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar